“Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan
kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka Itulah
penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al-Araf: 42)
Agaknya semakin hari
kita disibukkan dengan sejumlah pengumpangan terhadap penerpaan nilai-nilai
Islam. Penyimpangan ini tidak hanya di alami
oleh kalangan dewasa. Remaja yang akan melanutkan tongkat estafetnya
perjuanagan untuk menegakan syariat-syariat Rasullullah Shalalallahu ‘Alaihi wa Salam juga ikut dalam penyimpangan ini.
Banyak analisis yang
disampaikan oleh berbagai kalangan mengenai penyimpangan kaum remaja. Dan pada
kesempataan ini, kita sama-sama mereflaksikan nilai-nilai Islam yang sejatinya
dimiliki oleh kalangan remaja.
Masa remaja adalah
masa awal dalam mencari jati diri. Pada tahap ini. Remaja akan selalu mencoba
dan meniru hal-hal yang belum pernah teralami dan hal ini diangaggapnya sebagai
sebuah tantangan.
Media masa diakui
sebagai salah satu dorong terciptannya adalah karena para remaja mengikuti
nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam factor inilah yang tumbuh subur
sehingga remaja lebih menggemari film, fesyen, fun (kesenangan), music dan
sejenisnya dari pada mengadari hakikat dirinya sebagai remaja
Tuntutan untuk
memperbaiki kondisi masyarakat datang
dari berbagai pihak. Orang tua terus menerus “rewel” denga nasihat-nasihat nya. Para peemuka agama merasa harus berperan
dalam dakwah, dan sebaian remaja mulai tersadar akan fenomena kerusakan yang tejadi
dan berusaha memperbaiki diri atau tidakk terjerumus ke dalam kerusakan yang
ada. Disinilah peran utama yang sesungguhnya harus dimainkan oleh pelakunya
yaitu remaja.
Pada dasar tugas
remaja tidaklah berbeda denga semua tugas manusia di muka bumi ini,dengan
berbagai tantangan dan godaannya remaja dituntut untuk membentengi diri dengan
nilai-nilai Islam.
Dengan berbagai
tantangandan godaannya remaja dituntut untuk membentengi diri denga nilai-nIlai
Islam. Hal inilah yang akan membekali sekaligus menyelamatkan kita dalam
mengarungi kehidupan ini.
Beribadah
Kita selaku ciptaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala mempunyai tugas untuk beribadah hanya kepada-Nya semata
tanpa mempersekutukan_Nya dengan sesuatu pun.
”Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku”.QS. 51. Adz Dzariyaat : 56
”Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat,
Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga banggakan
diri,”QS. An Nisaa': 36
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan
dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang
bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan
yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak
diketahui ibu bapaknya.
Mu’adz bin Jabal R.a menuturkan , “Aku
pernah dibonceng oleh Nabi Shallallahu
‘Alahi wa Salam di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, “Hai Mu’adz, tahukan kamu apa hak
Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba
yang pasti sipenuhi Allah?” aku
menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliaupun bersabda, ”Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para
hamba-Nya ialah supaya mereka beribada kepada-Nya dan tidak berbuat syirik
sedikit pun kepada-Nya; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah
adalah, bahwa Allah tidak akan menuksa orang ang ridak berbuat syirik
sedikitpun kepada-Nya” HR. bukhari
dan Muslim
Syirik kepada Allah sangatlah banyak
bentuknya. Namun syirik yang sering
dilakukan oleh kalangan remaja seperti halnya, mempercayai ramalan bintang,
mendatangi dukun, memakai jimat.
Jika sahabat mu’minah ingin masuk surga Allah yang penuh dengan keniknatan yang
kekal, marilah kita beribadah kepada Allah dengan tidak mempersekutukan-Nya
dengan apa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar